Situs Perahu Kuno

SITUS KAPAL PUNJULHARJO, SATU-SATUNYA BUKTI INDONESIA NEGARA MARITIM

            Penemuan kapal yang diperkirakan peninggalan abad 7-8 masehi menurut Prof. PY Manguin seorang ahli kapal dunia dari Perancis merupakan satu-satunya bukti sejarah yang ada bahwa Indonesia adalah Negara Maritim.

Menurut Siswanto salah seorang peneliti, penelitian hingga tanggal 25 Juni 2009, diharapkan bisa merekonstruksi ulang teknik pembuatan perahu Situs Kapal Punjulharjo yang sambungan antar kayunya hanya direkatkan dengan tali ijuk.

Bisa dikatakan bahwa komponen dan konstruksi pada bagian dalam kapal berteknologi rumit. Dan teknologinya berciri khas Asia Tenggara namun tampak nyaris sempurna di situs ini.

 

Kapal Borobudur, Samudera Raksa sedang berlayar di Tanjung Priok, Jakarta (2003). dalam Ekspedisi Cinnamon. Dari Jawa hingga ke Accra, Ghana di pantai barat benua Afrika, membuktikan bahwa hal tersebut memang terjadi bagi kapal tradisional dengan cadik ganda persis seperti awal abad 8 Masehi yang tergambar pada relief di Candi Borobudur. Namun sebelumya terlebih dahulu akan berlayar ke Tanjung Harapan (Cape of Good Hope) di Afrika Selatan kemudian barulah ke Accra di Afrika Barat. Beberapa saintis percaya kapal ini dibuat oleh orang Indo-Melayu kuno.

Perahu ini adalah perahu berciri-khas Nusantara dan dari besarnya, perahu ini berbobot sekitar 60 ton serta dapat diawaki oleh 12-24 orang awak kapal.

Perahu ini terdiri dari beberapa komponen kayu yang terdiri dari kayu papan untuk dinding dan lunas perahu, pasak, lalu lengkung kapal menggunakan gading gajah, tambuku, tali ijuk dan stringer.

Uji laboratorium menunjukkan sample jenis kayu yang digunakan untuk membuat perahu kuno ini juga ada beberapa macam, diantaranya kayu Nyatok berupa papan untuk lambung perahu, kayu Putih untuk pasak, dan kayu Kuling untuk stringer.

Kayu-kayu tersebut banyak berada di wilayah Asia Tenggara khususnya di pulau Sumatera dan di pulau Kalimantan.